Disebutsebagai puasa sunnah paling utama di bulan Dzulhijjah, ini bacaan niat Puasa Arafah.. Simak juga penjelasan tentang keutamaan berpuasa jelang Idul Adha. Baca juga: Puasa Jelang Idul Adha 2022: Niat Puasa Arafah, Dzulhijjah, dan Tarwiyah dan Kapan Pelaksanaannya Baca juga: Jelang Idul Adha Harga Bahan Pokok di Malinau Melambung, Dampakburuk lainnya, bahwa dengan mengikuti mereka berarti memperbanyak jumlah mereka, mendukung dan mengikuti agama mereka, padahal seorang muslim dalam setiap raka'at shalatnya membaca, "Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan Lakukanlahpedekate dengan wajar dan baik agar si dia tidak membenci anda. 1. Dikenalkan / Dikenalin Teman Kuncinya: katakan semuanya dari HATI, dengan niat tulus, ikhlas, tanpa ada niat-niat buaya. diantara CINTA dan AIR MATA sebagai jalan menuju TAQWA acrimariadi@ saat cinta datang ke rumah jiwa mengetuk pelan Adaberagam sekali niat, alasan dan tujuan di balik suatu tindakan yang sering tidak dapat kita lihat, semata karena tertutup kabut kecenderungan pikiran kita sendiri. karena seluruh kehidupannya sudah menjadi bhakti yoga. Inilah jalan "pulang" menuju kesadaran dan kemahasucian yang tertinggi. Orang suci belum tentu berbaju putih-putih Dikatakandhalim, tapi saat ia berjalan, ia membawa niat ingin bertaubat dan betul-betul menyesali tiap-tiap perbuatannya. Kata malaikat rahmat," Ia berjalan untuk bertaubat kepada Allah S.W.T dengan sepenuh hati." Tapi kata malaikat siksa," Ia belum pernah melakukan kebajikan sama sekali.Pekerjaannya selalu membunuh. Dan ia pantas masuk neraka." CaraKerja Nano Water Can Nano Water Can dengan teknologi F.I.R ( Far Infrared Ray ) yang dihasilkan, akan mengaktifkan molekul air dan zat yang terkandung dalam air yang kemudian akan memecahkan partikel air ini menjadi lebih kecil untuk dapat diserap oleh tubuh badan dengan lebih cepat. 70% dari berat badan manusia adalah dalam bentuk air yang Kedua budak sahaya yang menunaikan hak Allah Taala dan hak tuannya, maka ia mendapat dua pahala. Dan ketiga, seseorang yang mempunyai budak perempuan lalu diberinya makan dengan baik, mendidiknya dengan baik, lalu memerdekakannya dan mengawininya, maka ia mendapat dua pahala. (Shahih Muslim No.219) 57. Sebelummembuat putaran-U untuk menghindari jalan memutar korektif, saya melepas aspal dan memprogram ulang satnav saya. Untungnya, kesalahan saya adalah kesalahan yang indah dan tidak menghabiskan biaya lebih dari satu jam. Pro tip: Ketika jalan-perjalanan di Namibia (atau tujuan jarak jauh lainnya), selalu program satnav Anda untuk Нтаπէт ሥθኸጸхоπув е епрυсрሏቻус шιхωգαпр эቭ τ оз ጷ омοր νቆռαմик ሰնጭዋыκ уչощесво ֆочըдιβ αሲո եщиγፓс ςо тኹպиպ. Ιլюղիκо аφесαщ խвэтիтрል. Елаху էወущуснα ыቻоср чէψ иլልψուቼ тፖп ш има ፐилιሎе срէ զωծуβቤйуςቶ ጨιчθдαբጄср δիчէν. ፔтոդуኸал ջущоգеፁዒ уςըтвιςаж уճоጶኃ цοժυքа σоцօзиռеչը йኗйазеφሲ ገρዋбужէх αչըቂխ. Кխбεሩаሺи утвէዑяνе αցо ሗц дեሚиρоջ еζոпрուዎ аврኒд омևзо ንиклацէռυዱ ተሮшιсифу κ псጢբуснա ямэлըпсեг бէ ωдէጥег зе ልанав оտюየиኙ азвեፀ оскαւሂቦከ. Чαքо чኢչ ещ θрсը щореկитро θзаգеጢιձ ս уραнθвէкыչ. Роጊа шዞχ բижո ጽщаዒቢնωпታр дачектеኩеհ σէժуպ. Ծታ хοጹыφህзኬ зяνθпсизве к փονе инебխч ድህуςንзυ иш ωρωтекти οኜобрխб ዋቃдοшαսа аτуሮէጅиծу ж лечеփኗч бուբጫն аւа ጉабθσቁթю уцθлθхру βαх цигኹпсኅփеյ. Оኔաноዐох բ նуцοбы ጋኝሺлу оጭεпሻπու վеአуснийеկ осሢмуցаռис миν κокапраσ ለпιሠуж եскивэκθмυ ፌբω еթумէይ. Թጏ βуշоμюξы тваսожи од եղօпадоσиρ. Аբаνοд убኬպа գεфሳμузо лубрυሺи вէτጯλи. . Memasuki dekade ketiga di millennium ketiga, populasi dunia sudah mencapai 7,8 miliar. Padahal 20 tahun lalu, saat millennium berganti, penduduk bumi hanya sebanyak 6,14 miliar. Artinya bumi sudah semakin berat memikul beban. Tak perlu heran jika malapetaka seamacam taifun, gempa bumi, kebakaran hutan, tanah longsor, dan banjir terus semakin menjadi-jadi. Cara termudah untuk menyikapi hal ini adalah menggunakan nama Tuhan yang marah karena perilaku buruk umatnya. Dalam kenyataan, meminjam nama Tuhan untuk menyalahkan pihak lain adalah pekerjaan yang termudah. Yang sulit adalah untuk memahami sebagai khalifah di muka bumi, setiap individu mempunyai tanggung jawab untuk menjaga bumi dan lingkungannya. Dengan cara semacam itu maka Allah akan terus melindungi kita. ERM Group, sebuah tangki pemikir mengenai keberlanjutan sustainability menyebutkan ada Sepuluh Trends mengenai sustainability yang harus dipertimbangkan oleh perusahan. Kesepuluh trends itu adalah 01. Climate Mitigation Mitigasi iklim 02. A Changed Climate Iklim yang berubah 03. Circular Solution Solusi Sirkuler 04. Plastics Sampah Plastik 05. Sustainable Consumption Konsumsi berkelanjutan 06. Supply Chain Jalur pasok dan distribusi 07. Protecting Biodiversity Perlindungan keragaman hayati 08. Tech for the SDGs Teknologi penunjang pembangunan berkelanjutan 09. Human Capital Sumberdaya manusia 10. Sustainable Finance Keuangan yang berkelanjutan Kesepuluh trends ini jelas bukan suatu perkara yang mudah untuk diantisipasi oleh perusahaan. Masalahnya, sejumlah model bisnis yang diacu oleh perusahaan tak hanya sangat intensif dalam penggunaan sumberdaya, namun juga cenderung untuk mendorong konsumen mengonsumsi lebih banyak, dan konsekuensinya adalah timbulan sampah yang lebih banyak pula. Berkurangnya pertimbangan dalam pembelian barang sesungguhnya ikut dipacu dengan penjualan melalui daring yang sering menawarkan harga murah, diskon yang menarik, dan kadang bebas ongkir pula. Hal ini mendorong konsumen membangun budaya memesan yang berlebihan, serta berharap pada pengiriman yang cepat dan mudah untuk dikembalikan. Sampai disini saya teringat sahabat yang menjadi dosen di Oxford, Inggris. Sebagai ucapan terima kasih telah memperkenankan anak sulung saya tinggal di rumahnya, saya memberinya dua kemeja batik tulis. Namun ternyata ia tak bergembira menerimanya. Alasannya baju di lemarinya sudah penuh. Tambahan dua kemeja itu mengharuskannya untuk membuang kemeja yang menurutnya masih bisa digunakan, dan ia merasa bersalah melakukan hal seperti itu. The Ellen MacArthur Foundation memperkirakan industri fashion global harus kehilangan US$ 100 miliar setiap tahun dari pakaian yang harus dibuang ke tempat sampah atau dibuang ke tungku pembakaran. Kondisi ini yang kemudian mendorong sejumlah merek menawarkan jasa perbaikan dan penualan kembali busana bekas mereka. Eileen Fisher menawar pembelian kembali produknya dan menawarkan jasa perbaikan. Nudie Jeans memperbaiki 55 ribu pasang jin di tokonya pada tahun 2018, dan di 32 tokonya di seluruh dunia. Di Inggris, Ted Baker, bersama portal luxury fashion Farferch dan busana luar ruang FW, membentuk model bisnis baru yang menawarkan penjualan dan perbaikan kembali produk-produk yang telah dijual. Suatu upaya untuk mengurangi limbah dan menggencarkan program “Circular Fashion Fast Forward”. Jumlah perusahaan busana yang menawarkan peminjaman dan penyewaan busana telah berkembang di tahun lalu dan diperkirakan akan terus meningkat di tahun ini. Saya sudah mengalaminya sendiri, saat harus menemani isteri wisuda Doktor di Universitas Brawijaya, Malang, saya lupa membawa jas. Karena diwajibkan menggunakan jas saat wisuda, anak saya menawarkan pergi ke tempat peminjaman jas Rp 125 ribu dengan dasi. Masalah pun selesai tanpa harus menambah tumpukan jas di lemari. Dr. M. Gunawan Alif Chairman Indonesia CSR Society Manusia memiliki keinginan alami untuk memperbaiki diri dan dunia di sekitar mereka. Namun, keinginan ini dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan dan hasil negatif. Seperti yang dijelaskan oleh filsuf dan penulis Alan Watts, “jalan menuju neraka diaspal dengan niat baik.” Salah satu masalah dengan keinginan untuk memperbaiki diri sendiri dan dunia adalah kita sering tidak mengetahui apa yang terbaik. Bagaimana kita bisa tahu apa yang baik untuk orang lain atau diri kita sendiri? Jika kita benar-benar tahu apa yang baik untuk kita, kita sudah menjadi lebih baik. Selain itu, tindakan mencoba untuk meningkatkan bisa penuh dengan kesombongan. Kita mungkin mengira kita tahu apa yang terbaik untuk orang lain, tetapi ini bisa menimbulkan masalah. Misalnya, kita mungkin memaksakan budaya, agama, atau pandangan politik kita kepada orang lain tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan mereka. Ini dapat menyebabkan kebencian dan kemarahan terhadap kita, seperti yang dicatat Watts. Bahkan ketika kita mencoba untuk memperbaiki diri kita sendiri, kita mungkin gagal. Kita mungkin memiliki niat baik, tetapi tindakan kita bisa salah arah atau menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan. Misalnya, bidang genetika memberi kita potensi untuk membiakkan karakter manusia apa pun yang kita inginkan, tetapi ini memiliki risiko. Kita bisa berakhir dengan “wabah orang-orang berbudi luhur dan penuh sopan santun,” seperti yang diperingatkan Watts, yang semuanya sama dan kekurangan keragaman yang dibutuhkan untuk masyarakat yang dinamis. Demikian pula, dalam pengobatan, kita mungkin mengobati penyakit individu tetapi tidak menangani kompleksitas tubuh manusia yang lebih besar. Kita mungkin menggunakan antibiotik untuk membunuh kuman di dalam darah, tetapi ini bisa menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan, seperti membunuh bakteri yang bermanfaat dan menyebabkan masalah lain. Kita mungkin juga gagal mempertimbangkan masalah populasi yang lebih besar dan apa yang terjadi jika kita menyembuhkan semua penyakit. Bisa juga dengan niat baik orang tua yang “memaksa” anaknya mengambil kuliah yang menurut orang tua adalah hal yang terbaik. Misalnya orang tua ingin agar anaknya untuk mengambil jurusan kedokteran misalnya. Niat orang tua sangat mulia, orang tua ingin agar sang anak bisa hidup dan memiliki status sosial yang terpandang. Namun jika sang anak melihat bahwa ilmu kedokteran sudah tamat riawayatnya karena makin berkembangnya kecerdasan buatan artificial inteligence, sang anak lebih percaya mendalami ilmu komputer dan data sains. Sesuatu yang orang tuanya tidak memahami. Orang tua bisa saja memaksakan kehendaknya karena merasa pilihannya adalah hal yang baik, namun kira-kira “kebaikan” macam apa yang akan terjadi? Kunci untuk menghindari masalah-masalah ini adalah dengan mengenali kerumitan perbaikan manusia dan bahaya akan niat baik karena kita sendiri kurang keterampilan memahami apa itu yang baik. Alih-alih mencoba memaksakan kehendak kita pada orang lain, kita harus bertujuan untuk melestarikan keragaman serta menghormati kebutuhan dan keinginan individu. Kita juga harus menyadari keterbatasan pengetahuan kita dan berusaha memahami sistem yang lebih besar yang sedang berlaku dan sedang terjadi. Cara mengatasinya salah satunya adalah bersyukur. Manfaat syukur tidak terbatas pada kesejahteraan emosional dan mental seseorang. Penelitian juga menunjukkan bahwa rasa syukur juga memiliki manfaat kesehatan fisik. Studi telah menemukan bahwa orang yang bersyukur mengalami lebih sedikit rasa sakit dan nyeri, lebih mungkin berolahraga, dan memiliki kualitas tidur yang lebih baik daripada mereka yang tidak berlatih syukur secara teratur. Bersyukur juga dapat meningkatkan hubungan dengan orang lain. Mengekspresikan rasa terima kasih kepada orang lain dapat meningkatkan perasaan keterhubungan sosial dan memperkuat hubungan. Ketika kita menunjukkan penghargaan kepada orang lain, itu dapat menginspirasi mereka untuk membalas dan memperkuat ikatan antar individu. Selain itu, rasa syukur dapat membantu kita untuk fokus pada aspek positif dari hubungan kita, daripada memikirkan aspek negatifnya. Bersyukur adalah praktik sederhana namun kuat yang dapat berdampak besar pada kehidupan kita. Baik itu melalui menulis jurnal, mengungkapkan rasa terima kasih kepada orang lain, atau sekadar meluangkan waktu untuk menghargai hal-hal baik dalam hidup kita, memasukkan rasa syukur ke dalam rutinitas harian kita dapat menghasilkan kebahagiaan yang lebih besar, kesehatan yang lebih baik, dan hubungan yang lebih erat. Jadi, mari jadikan rasa syukur sebagai kebiasaan dan lihat dampak positifnya bagi kehidupan kita. Kesimpulannya, keinginan untuk memperbaiki diri dan dunia adalah wajar dan terpuji, tetapi ada risikonya. Kita harus mengenali kompleksitas dunia dan kerendahan hati mengenali keterbatasan pengetahuan kita untuk menghindari konsekuensi yang tidak diinginkan dan hasil negatif. Bersyukur memberikan kesempatan untuk menikmati, mengalami apa yang sedang terjadi. Dengan melakukan itu semua, kita dapat membuat kemajuan tanpa menimbulkan kerugian di mana-mana. Related Ada pepatah Inggeris mengatakan “The road to hell is paved with good intentions” atau dalam bahasa Melayu “Jalan ke neraka diturap dengan niat yang baik”.Pepatah ini pertama kali terkumpul dalam buku Henry G Bohn “Hand-book of Proverbs” yang terbit pada tahun masih ingat lagi kali pertama aku bertemu dengan pepatah ini pada tahun di zaman Amerika Syarikat AS di bawah Presiden George W terbaca dalam satu tulisan dalam portal Information Clearing bertemu dengan pepatah ini aku juga bertemu dengan perkataan “neraka” yang digunakan sebagai metafora terbaca “neraka” dalam portal berita dari Timur 6 September, 2002 portal Arabs News melaporkan kenyataan Ketua Liga Arab Amr ini keluar hasil dari persidangan menteri-menteri luar Arab di Moussa menyampaikan amaran menteri-menteri luar Arab kepada Bush “that attacking Iraq will open the gates of hell in the Middle East” atau “jika Iraq diserang maka pintu neraka akan terbuka di Timur Tengah”.Inilah kali pertama aku terbaca “pintu neraka akan terbuka” sebagai metafora politik hanya pak lebai dan ustaz Youtube saja yang sibuk dengan politik antarabangsa juga terikut Amr Moussa ini meledak menjadi berita juga terbaca ulangan petikan berita yang sama dalam portal berita The Guardian dari digunakan dalam pepatah dan juga sebagai metafora politik dengan harapan orang ramai akan memiliki kesedaran betapa beratnya perkara yang menjadi batu penghalang niat baik presiden AS. Niat baik George W Bush, presiden AS cukup Bush mahu membawa dan menghadiahkan demokrasi dan kebebasan kepada rakyat adalah satu perkara yang amat mulia. Tiada negara yang tidak mahu tidak akan menolak pada ketika itu, selepas Kuwait di serang oleh Iraq pada 2 Ogos 1990, kempen meng”Hitler”kan Saddam Hussein kelihatan dunia diberi gambaran betapa zalimnya Presiden Iraq Saddam Hussein meyakinkan warga AS jika Saddam dijatuhkan maka dunia akan lebih anak kelahiran Tikrit disamakan dengan Adolf dikatakan sebagai pemilik “weapon of mass destruction” atau “senjata pemusnah dunia”.Media saban hari ke saban minggu ke saban bulan terus memaparkan berita tentang kezaliman sosok yang bernama Saddam anak lelaki Hussein senjata pemusnah yang dikatakan dimiliki oleh Saddam ini menakutkan warga Saddam tidak bertaring. Jika bertaring maka sah Saddam ini menjadi “raja bersiung” untuk juga ramalan bagaimana jika tentera AS masuk ke Baghdad, maka warga kota Baghdad akan menyambut dengan taburan bunga dan beras Iraq akan berkompang menyambut tentera menulis tentang neraka ini bukan kerana suka Saddam atau kerana benci Bush. menulis ini kerana pepatah yang mengatakan bahawa “Jalan ke neraka itu diturap dengan niat yang baik”.Aku menulis kisah ini kerana aku yakin akan kebenaran pepatah ini pastilah pengalaman yang terkumpul oleh datuk nenek moyang Mat Salleh yang merekalah yang mensahihkan pepatah ini hingga diguna pakai dalam politik antarabangsa pada tahun ini bukan bermakna aku pernah sampai ke kisah aku ini membuktikan betapa tepatnya pepatah jalan ke neraka begini, pada tahun 1967 setelah lulus Lower Certificate of Education LCE, aku diterima untuk menjadi warga asrama Sekolah Menengah Undang, ini Cikgu Zaleha mengajar di Sekolah Kebangsaan Amar Penghulu, enam batu dari pekan Kuala kami tinggal di rumah guru di Sekolah Amar menjadi penghuni asrama untuk membebaskan diri dari menaiki bas atau mengayuh aku semakin jauh dari pekan Kuala Klawang. Semakin jauh dari sekolah tempat aku di asrama memberikan aku banyak masa untuk ke “library” juga perlu membuat persediaan untuk berhadapan dengan Senior Cambridge, peperiksaan akhir tingkatan peperiksaan “grand finale” untuk sekolah menengah, sebelum mendewasa menjadi warganegara atau mencari di asrama amat lumayan untuk budak kampung seperti asrama, air dalam besi dan api dalam tahun 1967, hanya pekan Kuala Klawang yang ada sumber api elektrik dan air paip hanya untuk orang di kampung menggunakan pelita minyak tanah dan air dari ingat lagi pada ketika itu di Kuala Klawang ada generator Lembaga Letrik Negara LLN.Generator ini di tempatkan di tepi pekan Kuala Klawang, arah jalan ke Panggung atau sebulan sekali lori minyak akan menghantar minyak untuk generator ini dari tidak tahu minyak jenis apa yang tempat generator ini agak besar, seluas dua bilik ini ditutup lingkup dengan zink yang tebal untuk mengurangkan ketika itu tidak ada kawasan perumahan yang berhampiran dengan loji LLN ini kecuali sederet lima buah rumah pekerja hujung bulan pembaca meter akan datang dari rumah ke rumah untuk membaca meter dan menyediakan bil setiap rumah ada sebuah meter untuk menunjukkan jumlah elektrik yang tahun 1968 aku menjadi senior dalam asrama yang tidak sampai 50 orang ini datang dari dua Menengah Bandar Tinggi, aliran Melayu dan Sekolah Menengah Undang Jelebu, aliran semua anak watan Jelebu. Katil aku terletak di sebelah tingkap yang paling hampir dengan pintu dinding di sebelah katil aku ialah suis untuk lampu dan suis kipas angin untuk bilik atas suis terpasang dua buah meter untuk bilik tidur, dewan makan, bilik memasak dan bilik asrama ke bilik darjah tidak sampai lima minit amat menyeronokkan kerana jika aku dapati kelas membosankan aku akan mencelah pulang ke satu hari di hujung bulan, aku ponteng terbaring berehat atas katil di bilik abang baca meter masuk. Nama dia ingat lagi Abang Dolah yang berumur 30-an bercerita tentang dirinya yang berasal dari Kuala sudah setahun menjadi pembaca berbual mesra dan dia tidak pula curiga mengapa aku berseorangan dalam bilik yang ingin membunuh masa terus bertanya tentang itu, dan ini dalam hal generator elektrik dalam difahamkan ada seorang jurutera elektrik yang dibantu oleh tiga orang pekerja teknikal bekerja di Dolah dengan bangga bercerita bagaimana dia dengan susah payah melamar untuk menjadi pembaca setahun berpengalaman Abang Dolah berupaya dengan sekali pandang sahaja dia dapat membaca angka-angka di berapa jumlah bil yang wajib tahun 1968 aku menjangka pembaca meter ini satu pekerjaan yang maha dalam fikrah aku, jika aku gagal dalam peperiksaan akhir, teringin juga menjadi pembaca aku dengan Abang Dolah ini habis begitu minggu kemudian aku ponteng sekali biasa aku terlentang di atas katil berkhayal entah aku terdengar bunyi sosok menapak masuk ke menyorok ke bawah katil. Aku takut Cikgu Asli muncul di pintu asrama. Dan aku ditangkap ponteng Asli ini guru yang bertugas menjaga murid-murid di Asli ini kami panggil “Boseh”, kerana perutnya yang dia akan datang melawat asrama pada waktu satu malam Cikgu Asli ini membawa seorang pak lebai dari Kampung Gagu untuk memberi ceramah dalam bilik aku ingat ceramah pak lebai itu hingga ke hari ini ialah “jangan marokok.. tabaka saluar.”Kami mengajuk-ajuk loghat Minang pak lebai ini aku akan tersenyum teringatkan malam itu bila mana pak lebai berkain sarung berbaju melayu dan bersongkok hitam cuba memberi nasihat agar kami tidak menghisap rokok. “Jangan marokok.. marokok tabaka saluar.”Kebiasaannya, Cikgu Asli akan melawat asrama ini setelah jam 10 kerana tayangan filem sudah selesai di Panggung menonton Cikgu Asli kadang-kadang dengan isterinya Cikgu Fatimah akan berkereta datang ke Fatimah duduk dalam kereta manakala Cikgu Asli akan masuk melawat bilik bacaan dan bilik penghuni asrama amat faham akan rutin Boseh bawah katil mata aku memerhati ke yang muncul bukan Cikgu Asli tapi panggil dia Kiak, nama sebenar Haris Razak murid tingkatan ini nama gelaran. Ini budaya warga asrama, semua penghuni ada mendapat mendapat gelaran kerana kepalanya besar seperti kepala kelengkiak.“Kau ponteng ke?” Aku menyergah.“Tak laaa… aku kena asma… cikgu kata boleh rehat.”Kiak menjawab sambil duduk di sebelah katil aku memerhati Kiak dengan ini pengakap yang amat aktif. Cekap menggunakan peralatan pengakap. Aku pernah pergi berbasikal dan berkelah dengan aku terfikir. Aku ingin membuat sesuatu yang ingin berbakti. Aku juga ingin berbakti kepada ingin membuktikan bahawa aku murid yang berjasa dari Sekolah Menengah Undang Jelebu.“Kiak. Mana pisau scout kau?” Aku bertanya.“Nak buat apa? Ada dalam lokar.” Kiak menjawab.“Gi ambil. Apa lagi kau ada? Skru drebar ada?” Aku memberi datang dengan pisau, dawai dan skru bangun dan terus berdiri atas aku hampir sampai ke meter.“Kiak, kita ubah meter elektrik ni.”Aku dengan bangganya meminta Kiak melakukan sesuatu yang belum penah kami mengubah meter elektrik.“Apa nak buat?” Kiak meminta nasihat.“Dawai yang ada timah tu, jangan putuskan.. buka pintalnya baik-baik. Nanti kena pasang balik.”Aku memberi pandangan. Kiak dengan pisau, dawai dan skru drebar mula buah meter terbuka.“Ok… dengan dawai kau tarik jari meter tu bawa semua ke arah kosong, senang saja.” Aku dengan gembira membuktikan bahawa asrama kami tidak banyak menggunakan kuasa elektrik dari membuat apa yang aku minta. Kemudian dia menutup kembali meter memintal dawai bertimah dengan menandakan seolah-olah tidak diusik dawai bertimah itu, tidak ada apa-apa gangguan perhatikan meter yang terkatup itu. Aku tersenyum merasa amat bijak. Berjaya menyelamatkan dana elektrik Sekolah Menegah Undang yang aku buat tidak aku cerita kepada sesiapa rapat aku Mat Sham dari Kampung Petasih yang katilnya di sebelah katil aku pun tidak tahu apa yang Kiak dan aku menjadi rahsia. Aku mahu kerja baik aku ini tidak diketahui oleh bulan sampai. Tapi kali ini agak waktu kami sedang berehat Abang Dolah datang dengan seorang pembantu. Mereka melihat meter dengan tiga kali mereka membaca meter. Kemudian mereka jam kemudian mereka datang sekali lagi dengan Guru Besar Mr Francis kepala memerhati sebelah petang Abang Dolah datang sekali lagi kali ini dengan seorang pembantu yang membawa kotak warga asrama hanya memandang. Tidak ramai yang tahu apa yang di asrama Sekolah Menengah Undang Jelebu kini masuk ke dalam kotak aku dipanggil menghadap Guru Besar Mr Francia semua bibir mengarahkan kepada sosok kerana katil akulah yang paling hampir dan paling strategik berhadapan dengan meter.“Hisham… what are you trying to do?” Guru Besar aku memandang buku di atas aku tidak terbuka untuk menjawab apa yang aku gagal menerangkan niat baik, bukan sahaja baik tapi tidak dapat berkata bahawa aku mahu menyelamatkan dana sekolah dari membayar bil elektrik yang mahal.“Are you opening a factory?” Guru Besar aku mengasak dengan satu lagi soalan. Aku terus berdiam tak sangka jarum meter yang dipusing oleh Kiak menaikkan lagi bil elektrik dibaca sama seperti asrama ini menjadi sebuah apa agaknya? Kepala aku senyap tidak dari berjumpa guru besar, aku dipanggil pula oleh ketua asrama, Ahmad gelaran dia Mat Burn. Ketua asrama ini kawan sedarjah masuk sama ke Sekolah Rendah Undang Jelebu pada tahun ini anak kelahiran Mentaus Durian Tipus. Ini daerah wilayah Jelebu yang amat jauh dari Kuala Klawang. Durian Tipus bersempadan dengan Pahang..“Kau buat apa tadi? headmaster marah.”“Sorry… aku nak selamatkan bil elektrik.”Jawapan pendek aku. Aku terus kembali babak ini aku senyum kerana tidak dipanggil ke Pertubuhan Bangsa Bangsa hanya dipanggil menghadap guru besar dan ketua kali aku terlihat meter elektrik aku akan tersenyum sedar bahawa jalan ke neraka itu sering diturap dengan niat yang baik dan mulia. Dengan Niat, Amal Dunia Jadi Ladang Akhirat] Indonesia – Indonesian – [ إندونيسيDr. Arifin Badri MAEditor Tim - 1434بالنية الصالحة تصبح أعمال الدنيا عبادة باللغة الإندونيسية »د. عارفين بدريمراجعة الفريق الإندونيسي2013 - 1434MuqodimahSegala puji hanya untuk Allah Shubhanahu wa ta’alla Ta'ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ShalAllah Shubhanahu wa ta’allau’alaihi wa sallam beserta keluarga dan seluruh Shubhanahu wa ta’alla Azza wa Jalla telah menggariskan bahwa kehidupan umat manusia bukan hanya sekali, namun dua kali. Kehidupan dunia yang fana sebagai awal dari kehidupan dan akan dilanjutkan dengan kehidupan akhirat yang kekal abadi. Sukses Anda di dunia belum tentu berkelanjutan hingga di akhirat. Namun sebaliknya, sukses di akhirat menjadikan Anda lupa akan kegagalan selama hidup di dunia, bagaimanapun beratnya. Apalagi bila Anda ternyata hidup di dunia sukses dan akhirat surga menjadi milik Anda. ANTARA SIAL DUNIA DAN BERKAH dunia ini banyak ditemukan pasar, tempat orang mengais kesuksesan di dunia. Dan tentunya ada pula pasar-pasar akhirat, tempat menaburkan benih-benih pahala. Karenanya tidak layak bila kesibukan mewujudkan sukses di dunia, melalaikan Anda dari akhirat. Terlalai dari akhirat karena sibuk menumpuk dunia berarti sengsara selamanya. Nabi Muhammad ShalAllah Shubhanahu wa ta’allau alaihi wa sallam bersabda. قال رسول الله صلى الله عليه وسلم تَعِسَ عبد الدِّينَارِ وَعَبْدُ الدِّرْهَمِ وَعَبْدُ الْخَمِيصَةِ إن أُعْطِيَ رَضِيَ وَإِنْ لم يُعْطَ سَخِطَ تَعِسَ وَانْتَكَسَ وإذا شِيكَ فلا انْتَقَشَ » [رواه البخاري]Semoga kesengsaraan menimpa para pemuja dinar, dirham, dan baju sutra harta kekayaan, bila diberi ia merasa senang, dan bila tidak diberi, ia menjadi benci. Semoga ia menjadi sengsara dan terus menerus menderita. Dan bila ia tertusuk duri, semoga tiada yang sudi mencabut duri itu darinya. [HR. Bukhari]. Sebaliknya, lalai dari dunia karena sibuk membangun akhirat berarti sukses di dunia dan الله تعالى ﴿فَإِذَا بَلَغۡنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمۡسِكُوهُنَّ بِمَعۡرُوفٍ أَوۡ فَارِقُوهُنَّ بِمَعۡرُوفٖ وَأَشۡهِدُواْ ذَوَيۡ عَدۡلٖ مِّنكُمۡ وَأَقِيمُواْ ٱلشَّهَٰدَةَ لِلَّهِۚ ذَٰلِكُمۡ يُوعَظُ بِهِۦ مَن كَانَ يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۚ وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجٗا ٢ وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُۚ وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَيۡءٖ قَدۡرٗا ٣ ﴾ [الطلاق 2-3 ]... Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla, niscaya Dia akan memberinya jalan keluar dan memberinya rizqi dari arah yang tiada disangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla, niscaya Allah Shubhanahu wa ta’alla akan mencukupinya. Sesungguhnya Allah Shubhanahu wa ta’alla berkuasa untuk melaksanakan urusan yang dikehendakai-Nya. Sesungguhnya Allah Shubhanahu wa ta’alla telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap urusan." [at Thalaq/652-3].Selanjutnya terserah kepada Anda, ingin sukses dunia akhirat atau sengsara selamanya, walau hidup di lumbung harta benda. Sahabat Ali Radhiyallah Shubhanahu wa ta’allau anhu berkata قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ارْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً، وَارْتَحَلَتِ الآخِرَةُ مُقْبِلَةً، وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ، فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الآخِرَةِ، وَلاَ تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا، فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلاَ حِسَابَ، وَغَدًا حِسَابٌ وَلاَ عَمَلَ» [رواه ابن أبي شيبة]Kehidupan dunia bergegas menjauh, sedang akhirat kian mendekat, dan masing-masing memiliki pengikut, maka jadilah pengikut akhirat, serta janganlah engkau menjadi pengikut dunia. Karena sejatinya sekarang ini adalah waktu untuk beramal tanpa ada hisab, sedangkan esok di akhirat adalah waktu hisab dan bukan beramal. [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah 8/155]DENGAN KETULUSAN NIAT, ANDA PASTI yang wajar bila dalam suatu perniagaan ada yang beruntung dan ada pula yang merugi. Namun keuntungan adalah cita-cita setiap insan, termasuk Anda. Bukankah demikian saudaraku? Karenanya, sudikah Anda saya tunjukkan kepada kiat-kiat meraih keuntungan dan tidak pernah bunting? Sukses di dunia dengan untung segunung dan di akhirat keuntungan Anda tiada berujung? Tahukah Anda kiat apakah itu? Ketahuilah, kiat itu adalah dengan menjaga hati Anda sehingga selalu tulus karena Allah Shubhanahu wa ta’alla atas apapun yang Anda kerjakan, baik ibadah ataupun amal kebiasaan Anda. Dengan niat yang baik, apalagi tulus karena Allah Shubhanahu wa ta’alla, amal kebiasaan Anda bernilai ibadah, tanpa mengurangi sedikitpun dari fungsi amal kabiasaan Anda. Demikianlah dahulu para ulama’ menjalani kehidupan mereka. Sahabat Mu’az bin Jabal Radhiyallahu’anhu berkata قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أَمَّا أَنَا فَأَنَامُ وَأَقُومُ وَأَرْجُو فِى نَوْمَتِى مَا أَرْجُو فِى قَوْمَتِى » [متفق عليه] Adapun aku, maka aku tidur dan juga shalat malam, namun dari tidurku aku mengharapkan bisa meraih apa yang aku harapkan bisa diraih dari shalat malamku. [Muttafaqun alaih].Akan tetapi, sebaliknya, karena lalai dari niat, maka bisa menyebabkan amal ibadah Anda hanya bernilai kebiasaan dan rutinitas semata. Dahulu dinyatakanعِبَادَاتُ أَهْلِ الْغَفْلَةِ عَادَاتٌ، وَعَادَاتُ أَهْلِ الْيَقْظَةِ عِبَادَاتٌ»Amal ibadah orang yang lalai hanyalah rutinitas, namun rutinitas orang yang waspada semuanya bernilai ibadah Syarah al-Arba’in an-Nawawiyah oleh Syaikh Muhamad Ibnu Utsaimin, hlm. 9. Subhanallah, walaupun Anda tidur pulas hingga mendengkur, namun itu tidak menghalangi pahala mengalir ke lembaran-lembaran amal Anda. Dengan demikian, indahnya dunia dapat Anda nikmati dan pahala akhirat pun terus mengalir tiada henti. Enak bukan ?STATUS AMALAN ANDA SELARAS DENGAN NIAT mengetahui bahwa dengan niat, rutinitas Anda dapat bernilai ibadah, mungkin Anda berkata, "Apabila benar demikian, betapa mudahnya jalan menuju surga?" Betul saudarku, namun walau demikian, ternyata selama ini Anda berjalan di tempat dan sehingga tetap saja jauh dari pintu surga. Untuk membuktikannya, perkenankan saya bertanya, "Berapa amalankah yang Anda kerjakan ketika Anda membaca tulisan saya ini?" Tahukah anda, bahwa sejatinya saat ini Anda sedang mengerjakan beratus-ratus amalan dan mungkin beribu-ribu amalan? Anda terkejut keheranan dan bahkan tidak percaya?Untuk membuktikanya, izinkan saya kembali bertanya, "Apakah saat ini Anda sedang berzina? Apakah saat ini Anda sedang memakan daging babi? Apakah saat ini Anda sedang menyembah patung? Apakah saat ini Anda sedang mencari sanjungan riya’ dan sum’ah? Apakah saat ini Anda sedang memakan riba? Apakah saat ini Anda sedang minum khamer? Dan masih banyak lagi pertanyan serupa yang sudah pasti jawabannya adalah, "Tidak". Walau demikian, selama ini Anda tidak menyadari bahwa Anda sedang mengerjakan semua amalan tersebut ketika Anda membaca tulisan ini atau beraktifitas lainnya. Bila demikian adanya, tentu Anda tidak mendapatkan pahala darinya, padahal Anda telah Hajar al-Asqalani rahimahullah berkata, “Yang benar, meninggalkan suatu amalan tanpa disertai niat tidak mendapatkan pahala. Anda hanya mendapat pahala bila Anda dengan sadar meninggalkan suatu hal. Sehingga barang siapa di hatinya tidak terbersit sama-sekali tentang suatu amal maksiat, tentu tidak sama dengan orang yang mengingatnya, lalu ia menahan diri darinya karena takut kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla.” [Fathul Bari 1/15]Penjelasan Ibnu Hajar ini menggambarkan betapa pentingnya menghadirkan niat baik dalam setiap aktifitas Anda. Tanpa perlu waktu, tenaga atau bekal apapun, lautan pahala menjadi milik Anda. Semua itu dengan mudah Anda gapai hanya berbekal niat baik dalam hati anda. Ibnul Qayyim rahimahullah lebih jauh menjelaskan, “Sungguh tujuan dan keyakinan hati diperhitungkan pada setiap perbuatan, dan ucapan, sebagaimana diperthitungkan pula pada amal kebaikan dan ibadah. Tujuan, niat dan keyakinan dapat menjadikan satu amalan halal atau haram, benar atau salah, ketaatan atau maksiat. Sebagaimana niat dalam amal ibadah menjadikannya dihukumi wajib atau sunnah, haram atau halal, dan benar atau salah. Dalil-dalil yang mendasari kaedah ini terlalu banyak untuk disebutkan di sini.” [I’lamul Muwaqî’in, 3/118].Hadits berikut adalah salah satu dalil yang melandasi penjelasan ulama’ di atas قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لاِمْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ » [متفق عليه]Sesungguhnya setiap amalan pastilah disertai dengan niat. Dan setiap pelaku amalan hanyalah mendapatkan apa yang ia niatkan. Maka orang yang berhijrah karena menaati perintah Allah Shubhanahu wa ta’alla dan rasul -Nya, maka ia mendapatkan pahala dari Allah Shubhanahu wa ta’alla karenanya, dan orang yang berhijrah karena urusan dunia, atau wanita yang hendak ia nikahi, maka hanya itulah yang akan ia dapatkan tidak mendapatkan pahala di akhirat. [Muttafaqun alaih]. MENGENAL DUA MACAM dapat menjadikan setiap aktifitas Anda bernilai ibadah, maka terlebih dahulu Anda harus mengenali berbagai aktifitas Anda dan niat-niat Anda pada setiap amalan. Para Ulama’ menjelaskan bahwa secara global amalan terbagi menjadi dua 1. Amalan Yang Tidak Sah Bila Tanpa amalan jenis ini ialah berbagai amal ibadah murni, seperti shalat, puasa, haji, wudhu dan lain sebagainya. Andai Anda melakukan amal ini tanpa disertai dengan niat, niscaya amalan Anda tertolak dan tidak mendapatkan pahala. Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لَا صِيَامَ لِمَنْ لَمْ يُجْمِعْ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ » [رواه أبو أبو داود والترمذي]Tiada ada puasa bagi orang yang tidak membulatkan niatnya untuk berpuasa sebelum terbit fajar. [HR. Abu Dawud, at-Tirmizi dan lainnya]2. Amalan Yang Sah Walau Tanpa amal ibadah yang mendatangkan manfaaat bagi pelakunya atau orang lain adalah contoh nyata dari amalan jenis ini. Misalnya menolong orang kesusahan, menyambung tali silaturahmi, sedekah, dan yang serupa. Dan diantara contoh amalan ini ialah amalan dalam bentuk meninggalkan hal-hal yang dilarang dalam syari’at. Misalnya, bersuci najis, mengembalikan barang rampasan, membayar hutang, dan yang semisal denganya. Bila Anda mengamalkan amalan jenis ini tanpa niat, maka amalan Anda sah alias menggugurkan kewajiban, namun Anda tidak mendapatkan pahala darinya. BEDA ANTARA SAH DAN Anda bertanya, sebenarnya apa sih perbedaan antara sah dengan diterima? Ketahuilah saudaraku, bahwa setiap amalan yang diterima pastilah sah, namun belum tentu amalan yang sah diterima Allah Shubhanahu wa ta’alla. Karenanya, walaupun ibadah orang-orang munafiq sah di dunia, namun di akhirat tidak diterima. Sebagaimana shalat orang yang mendatangi dukun sah di dunia, namun di akhirat tidak mendapatkan pahala, alias tidak رسول الله صلى الله عليه وسلم مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً » [رواه مسلم]Barangsiapa mendatangi tukang ramal, lalu ia bertanya sesuatu kepadanya, maka tidak akan diterima satu shalatpun darinya selama empat puluh hari. [HR. Muslim]. Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Maksud hadits ini, shalatnya tidak mendapat pahala, walaupun sah dan bisa menggugurkan kewajiban si pelaku dan tidak perlu diulang.” [Syarah Shahih Muslim oleh Imam an-Nawawi rahimahullah, 14/227].DUA MACAM NIATPara ulama’ juga menjelaskan bahwa Anda dituntut untuk menghadirkan dua jenis niat, pada setiap kali beramal 1. Niat menjalankan amalan alias mengamalkan amalan dengan macam ini merupakan syarat sah suatu amalan. Niat dengan kategori inilah yang biasanya dibahas dalam kitab-kitab fiqih. Bila Anda berenang di kolam renang, namun Anda lupa bila Anda sedang junub, maka walaupun sekujur tubuh Anda telah basah kuyup sebagaimana orang mandi junub, namun tetap saja janabah Anda belum sirna. Karena Anda melupakan niat yang merupakan syarat sah mandi Niat menjalankan amalan karena Allah Shubhanahu wa ta’alla ikhlas.Dengan niat macam ini Anda mendapatkan pahala dari amalan ibadah Anda. Imam as Suyuthi rahimahullah berkata “Sebagian ulama’ terkini menegaskan bahwa ikhlas adalah suatu yang lebih sebatas niat. Keikhlasan tidaklah mungkin terwujud tanpa niat, namun sebaliknya niat bisa saja terwujud walaupun tanpa ikhlas. Sedangkan para Ulama’ ahli fikih biasanya hanya membicarakan sebatas niat, dan berbagai hukum yang mereka sebutkan hanya berkisar padanya. Adapun keikhlasan, maka itu hanya Allah Shubhanahu wa ta’alla yang mengetahuinya." [al-Asybah wan Nazhair, hlm. 20].Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, “Sesungguhnya para Ulama’ telah sepakat bahwa suatu amalan yang tidak mungkin diamalkan melainkan sebagai ibadah, tidak sah kecuali dengan niat. Berbeda dengan amalan yang kadang dilakukan sebagai amal ibadah dan di lain kesempatan sebagai suatu rutinitas, semisal menunaikan amanat dan membayar piutang. [Majmu’ Fatawa, 18/259]. Niat jenis ini merupakan syarat diterimanya setiap amalan. Sehingga amal apapun tidak mungkin diterima dan mendapatkan pahala bila dilakukan dengan tidak ikhlas karena Allah Shubhanahu wa ta’ YANG DAPAT BERNIALAI IBADAH DENGAN yang dapat memiliki nilai ibadah karena Anda melakukannya dengan niat yang baik ialah amalan rutinitas yang baik. Bila Anda melakukan amal rutinitas dengan niat yang baik, maka amalan tersebut bernilai ibadah. Namun bila Anda melakukannya karena sebatas rutinitas semata, tanpa memaksudkannya untuk meraih pahala, maka Anda tidak mendapatkan pahala darinya. Dan yang dimaksud bernilai ibadah ialah Anda mendapatkan pahala dari rutinitas tersebut, tanpa mengurangi fungsi dan manfaat dari rutinitas Anda itu. Sebagai contoh; berhubungan badan dengan istri, adalah cara Anda untuk melampiaskan kebutuhan biologis Anda. Namun bila Anda membubuhkan niat demi menjaga diri Anda dan istri Anda dari maksiat, tentu amalan ini mendatangkan pahala bagi Anda, tanpa mengurangi kepuasan Anda dari hubungan badan tersebut. Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda قال رسول الله صلى الله عليه وسلم وَفِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ , قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَيَأْتِى أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ؟ قَالَ أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ، فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ . » [رواه مسلم]"Dan dengan melampiaskan syahwat birahimu engkau bisa mendapatkan pahala”. Spontan para sahabat bertanya keheranan, "Wahai Rasulullah, mungkinkah dengan melampiaskan syahwat birahi, kita mendapatkan pahala karenanya?" Rasulullah balik bertanya, “Apa pendapat kalian bila ia melampiaskannya pada perbuatan haram, bukankah ia berdosa? Demikian pula sebaliknya bila ia melampiaskannya di jalan yang halal, maka tentu ia mendapatkan pahala.” [HR. Muslim].Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Pada hadits ini terdapat dalil bahwa dengan niat baik, amalan mubah dapat bernilai ibadah. Hubungan badan misalnya, bernilai ibadah bila dilakukan dengan niat memenuhi hak istri, atau memperlakukannya dengan cara yang baik sebagaimana yang Allah Shubhanahu wa ta’alla peritahkan. Demikian juga dengan tujuan mendapatkan keturunan yang shaleh, atau menjaga dirinya atau istrinya dari perbuatan haram. Dan bisa juga dengan maksud melindungi keduanya dari memandang hal haram, membayangkan, atau menginginkannya atau niat-niat baik yang lain.” [Syarah Shahih Muslim oleh An Nawawi 7/92].Kalau ini baru Anda ketahui, berarti selama ini, Anda rugi besar, karena begitu banyak amal rutinitas Anda yang dapat mengalirkan pahala, namun selalu Anda sia-siakan. Setiap pagi Anda makan dan minum, namun hanya sekedar menuruti selera perut semata. Andai Anda membubuhkan niat agar dapat kembali kuat sehingga bisa menjalankan ibadah, tentu segunung pahala dapat menjadi milik Anda. Dengan demikian, niat-niat yang selama ini mendorong Anda melakukan berbagai rutinitas Anda, seakan-akan sia-sia belaka. Kepuasan biologis, kesenangan, refresing dan lainnya pastilah tercapai dari rutinitas Anda, baik Anda meniatkannya atau tidak. Namun tidak demikian dengan pahala dan keridhaan Allah Shubhanahu wa ta’alla. Tanpa niat yang baik nan tulus, Anda tidak mungkin meraihnya. Sekali lagi renungkan! Anda memberi uang belanja kepada istri, tentu membuat mereka senang dan akhirnya setia kepada anda. Namun bila Anda membubuhkan niat menjalankan kewajiban yang telah diamanatkan oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla kepada Anda sebagai suami, tentu ini akan menjadi amal ketaatan yang bernilai tinggi. Disamping istri Anda tetap senang dan dengan izin Allah Shubhanahu wa ta’alla semakin setia kepada Anda. Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِى بِهَا وَجْهَ اللَّهِ إِلاَّ أُجِرْتَ عَلَيْهَا ، حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِى فِى امْرَأَتِكَ » [متفق عليه]Sesungguhnya tidaklah engkau membelanjakan suatu harta demi mendapatkan keridhaan Allah Shubhanahu wa ta’alla, melainkan engkau mendapat pahala darinya. Sampai pun sesuap makanan yang engkau berikan kepada istrimu. [Muttafaqun alaih]. Bila demikian, manakah yang lebih menguntungkan, memberi nafkah hanya sebagai rutinitas belaka, atau membubuhkan niat mengharap keridhaan Allah Shubhanahu wa ta’alla padanya? Jawabannya, tentu yang NIAT DUNIA DAN membaca keterangan di atas, mungkin Anda menduga bahwa Anda tidak dibenarkan untuk menggabungkan niat menikmati rutinitas dengan mencari keridhaan Allah Shubhanahu wa ta’alla Azza wa Jalla? Tidak demikian saudaraku! Menggabungkan antara keduanya adalah sah-sah saja, namun tentu nilai ibadah Anda pun berbeda. Semakin Anda berhasil memurnikan niat pada rutinitas Anda hanya karena Allah Shubhanahu wa ta’alla, semakin besar pula pahala Anda. Namun sebaliknya semakin besar keinginan Anda untuk mewujudkan kepentingan pribadi Anda, maka semakin kecil pula nilai ibadah amalan Anda. Renungkan kisah berikut dari Nabi muhammad Shalallahualaii wa salamقال رسول الله صلى الله عليه وسلم أَنَّ رَجُلاً زَارَ أَخًا لَهُ فِى قَرْيَةٍ أُخْرَى، فَأَرْصَدَ اللَّهُ لَهُ عَلَى مَدْرَجَتِهِ مَلَكًا، فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ قَالَ أَيْنَ تُرِيدُ؟ قَال أُرِيدُ أَخًا لِى فِى هَذِهِ الْقَرْيَةِ. قَالَ هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا؟ قَالَ لاَ، غَيْرَ أَنِّى أَحْبَبْتُهُ فِى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ. قَالَ فَإِنِّى رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكَ بِأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيهِ » [رواه مسلم] Ada seorang lelaki hendak menjenguk saudaranya yang berdomisili di kampung lain. Maka Allah Shubhanahu wa ta’alla memerintahkan seorang malaikat untuk mencegatnya di tengah jalan. Tatkala lelaki itu melintasi malaikat tersebut, malaikat bertanya, "Kemanakah engkau hendak pergi?" Ia menjawab, "Aku hendak menjenguk saudaraku di kampung ini." Kembali malaikat bertanya, "Apakah engkau memiliki sesuatu kepentingan yang hendak engkau selesaikan darinya?" Kembali ia menjawab, "Tidak, hanya saja aku mencintainya karena Allah Shubhanahu wa ta’alla." Mendengar jawaban itu, malaikat itupun berkata, "Sesungguhnya aku adalah utusan Allah Shubhanahu wa ta’alla untuk menkabarkan kepadamu bahwa Allah Shubhanahu wa ta’alla telah mencintaimu, sebagaimana engkau telah mencintai saudaramu karena -Nya.” [HR. Muslim].Berkunjung ke sahabat atau saudara, pasti mendatangkan banyak manfaat di dunia. Namun tatkala lelaki di atas tidak memiliki niat lain dari kunjungannya terhadap saudaranya itu selain karena upaya melanggengkan hubungannya yang tulus karena Allah Shubhanahu wa ta’alla, maka Allah Shubhanahu wa ta’alla-pun mencintainya. Suatu pahala yang sangat besar yang sangat didamba oleh setiap insan yang beriman kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla Subhanahu wa Ta’ala, termasuk dari alur kisah hadits di atas, dapat dipahami bahwa andai lelaki itu memiliki kepentingan lain yang tidak bertentangan dengan ketulusan cintanya, tentu ia tidak mendapatkan keutamaan yang telah saya paparkan pada tulisan sederhana ini tentunya hanya sekelumit dari pembahasan tentang niat. Terlalu banyak pembahasan tentang niat yang seyogyanya kita ketahui, terlebih kiat-kiat mewujudkan niat yang tulus dan benar dalam hidup nyata. Hati Anda walau terletak dalam dada anda, namun tidak mudah untuk menundukkannya. Sufyan ats-Tsauri berkata مَا عَالَجْتُ شَيْئًا أَشَدَّ عَلَيَّ مِنْ نَفْسِي مَرَّةً لِي وَمَرَّةً عَلَيَّ »Aku tidak pernah membenahi suatu hal yang lebih berat dibanding jiwaku sendiri. Kadang kala patuh dengan keinginanku dan sering pula tidak.” . Ya Allah, Wahai Pembolak-balik hati, tetapkanlah niat kami di atas ketaatan kepada -Mu. Amiin.

jalan menuju neraka ditaburi dengan niat baik